
Sumbawa, SamantaNews.com — Upaya membangun kesadaran kebencanaan sejak usia muda terus digalakkan oleh Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Sumbawa. Melalui kegiatan Jambore Cabang (Jamcab) Pramuka Sumbawa Tahun 2025 di Bumi Perkemahan Olat Ojong, Desa Kerekeh, Kecamatan Unter Iwes, ribuan peserta diperkenalkan pada edukasi mitigasi bencana dan simulasi Operasi SAR Air sebagai bentuk pembelajaran nyata menghadapi potensi bencana di daerah rawan.
Kabupaten Sumbawa dikenal memiliki topografi beragam dan rentan terhadap berbagai bencana alam, mulai dari banjir, longsor, hingga insiden korban tenggelam di perairan. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumbawa mencatat, sepanjang tahun 2025 telah terjadi belasan kasus korban tenggelam serta puluhan kejadian banjir di berbagai wilayah.

Wakil Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka Sumbawa, Salahuddin Bho, menjelaskan bahwa edukasi mitigasi bencana merupakan langkah penting untuk menyiapkan generasi muda yang tangguh dan siap menghadapi situasi darurat.
“Bencana alam adalah tantangan besar yang dihadapi oleh manusia di seluruh dunia, termasuk di Sumbawa. Karena itu, pendidikan mitigasi bencana dan SAR menjadi sangat penting, terutama bagi anak-anak sebagai generasi penerus,” ujarnya saat ditemui, Sabtu (11/10).
Ia menegaskan, kesadaran terhadap potensi bencana perlu dibangun secara berkelanjutan melalui pendidikan yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
“Melalui Jambore Cabang ini, kami ingin menanamkan kepedulian dan pemahaman terhadap mitigasi bencana sejak dini. Kegiatan ini juga kami integrasikan dengan simulasi Operasi SAR Air agar peserta dapat belajar langsung seperti di situasi nyata,” tambahnya.
Simulasi Operasi SAR Air tersebut dirancang menyerupai kejadian sebenarnya, lengkap dengan korban tenggelam, tim pencarian dan penyelamatan, hingga tenaga medis dan ambulans yang disiagakan di lokasi. Kegiatan ini turut melibatkan Pos SAR Sumbawa yang menyediakan berbagai perlengkapan seperti pelampung, kantong jenazah, serta dukungan teknis di lapangan.

“Dalam simulasi ini kami menskenariokan tiga korban — dua berhasil diselamatkan, satu dinyatakan meninggal dunia. Tujuannya agar peserta memahami pentingnya kecepatan, koordinasi, dan keselamatan dalam operasi penyelamatan,” jelas Salahuddin.
Selain meningkatkan wawasan kebencanaan, kegiatan ini juga diharapkan dapat memperkuat jiwa kepemimpinan, solidaritas, dan kerja sama di antara para peserta.
Salah satu peserta, Harmaen Ansyari, mengaku sangat antusias mengikuti sesi mitigasi bencana dan simulasi SAR air tersebut.
“Kegiatan ini seru sekaligus mendidik. Kami jadi tahu bagaimana cara menghadapi bencana, menolong korban, dan bekerja sama dalam tim. Selain itu, kami juga belajar untuk selalu waspada di lingkungan sekitar,” ungkapnya.
Dengan kegiatan semacam ini, Pramuka Sumbawa berharap generasi muda tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga sigap, peduli, dan siap tanggap bencana, demi terwujudnya masyarakat yang lebih aman dan berdaya tahan tinggi terhadap berbagai ancaman alam. (SN(